![]() |
Bahaya Lemak Trans |
Makanan ringan seperti biskuit dan
camilan ringan yang digemari anak-anak dan dewasa kebanyakan ternyata
mengandung lemak trans. Lemak trans diduga menjadi penyebab utama obesitas dan
jantung koroner, yang kini banyak diderita oleh golongan usia muda, antara
30-40 tahun. Karena efek negatif yang merugikan bagi kesehatan.
Lemak trans merupakan minyak yang
diolah melalui proses hidrogenasi parsial (yakni dengan menambahkan hidrogen ke
dalamnya). Pengolahan ini dilakukan untuk meningkatkan stabilitas oksidatif
agar tak mudah mengalami proses oksidasi. Sebetulnya proses hidrogenasi parsial
dilakukan industri pangan untuk membuat margarin. Secara natural, lemak trans
juga terbentuk dalam rumen/lambung ternak besar seperti sapi. Jadi,
produk-produk seperti mentega atau susu mengandung lemak trans dalam jumlah
2-5%.
Minyak-minyak yang berasal dari negara
subtropis seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari,
dan minyak zaitun memiliki kandungan lemak jenuh yang sedikit. Sementara
kandungan lemak tak jenuhnya tinggi dan berada dalam konfigurasi cis. Artinya,
susunan kimianya sejajar jadi tidak berbahaya bagi kesehatan. Nah, pada proses
hidrogenasi ikatan rangkap minyak tadi mengalami isomerisasi dari konfigurasi
cis menjadi trans. Ini membuat susunan kimiawinya yang sejajar menjadi
berseberangan dan berbahaya bagi kesehatan.
Salah satu minyak yang mengandung
lemak trans adalah beberapa produk margarin (yang terbuat dari minyak kedelai).
Sementara margarin made in Indonesia yang terbuat dari minyak sawit konon tidak
melalui proses hidrogenasi parsial namun proses emulsi dari hasil blending
(campuran) minyak sehingga diperoleh konsistensi seperti yang diinginkan dan
tidak memunculkan lemak trans. Di Indonesia, orang dapat menemukan lemak trans
di pasaran dalam bentuk mentega putih atau yang biasa disebut shortening. Jenis
produknya ini bervariasi dari tekstur yang sangat lunak sampai yang sangat
keras. Mentega putih biasanya digunakan oleh industri pangan, terutama pada
pembuatan biskuit. Variasi dalam ingridientnya antara lain shortening, coco
butter alternatif dan lain-lain.
Keistimewaan lemak trans adalah bisa
membuat makanan bertekstur enak di mulut atau mudah leleh, terasa krispi atau
renyah, serta rasa dan aromanya gurih dan sedap. Anak-anak umumnya menyukai
camilan ini. Minyak goreng yang kuning jernih yang biasanya beredar di pasaran
(dan umum digunakan untuk menggoreng) umumnya berasal dari minyak kelapa sawit
(palm oil) dan pengolahannya tidak melalui proses hidrogenasi. Jadi ibu-ibu tak
perlu khawatir dengan minyak goreng tersebut karena tidak mengandung lemak
trans. Namun perhatikan minyak-minyak dari kedelai, jagung dan bunga matahari
khusus untuk menggoreng (frying oil bukan yang salad oil) karena umumnya proses
pengolahannya melalui hidrogenasi parsial sehingga mengandung lemak trans.
Sebaliknya minyak-minyak yang diperuntukkan sebagai salad oil biasanya aman
dari lemak trans.
Konsumen tidak pernah tahu apakah
suatu makanan kemasan mengandung lemak trans atau tidak. Karena ciri lemak trans
pada kandungan bahan pangan yang dikonsumsi tidak bisa terdeteksi dengan indra.
Kita hanya dapat mengenali lewat nama-nama samaran dalam komposisi ingredient
seperti partially hydrogenated vegetables oil (minyak sayur yang
dihidrogenasi), shortening, dan lemak terhidrogenasi. Selama tidak ada
peraturan tentang kewajiban mencantumkan komposisi lemak trans maka kita tidak
akan mengetahuinya. Oleh sebab itu perlu ada ketegasan peraturan dari
pemerintah tentang perlunya label gizi yang menunjukkan ada tidaknya kandungan
lemak trans dalam produk kemasan makanan. Lemak trans dianggap lebih berbahaya
daripada lemak jenuh sebab dicurigai berperan cukup penting dalam meningkatkan
kolesterol darah secara progresif. Studi-studi tahun 1980-an menunjukkan orang
Skandinavia yang banyak mengonsumsi lemak jenuh tinggi ternyata memiliki
insiden penyakit jantung koroner yang lebih rendah dibandingkan orang-orang
Amerika yang meski mengonsumsi lemak jenuh lebih rendah, namun tingkat konsumsi
lemak trans-nya tinggi.
Konsumsi lemak trans yang tinggi akan
meningkatkan kolesterol LDL (jahat) dan menurunkan kolesterol HDL (baik),
tetapi asal konsumsinya tidak berlebihan maka tidak menimbulkan efek kesehatan
yang negatif. Perlu diketahui konsumsi harian lemak trans 1-3% sudah bisa
memunculkan serangan jantung bagi dewasa. Apalagi buat anak-anak. Jadi, perlu
diperhitungkan dan dilihat berapa besar ingredient lemak trans yang dicantumkan
dalam suatu produk pangan.
Lemak trans mengganggu konversi asam
lemak esensial linoleat menjadi arakidonat dalam sintesa lemak tubuh. Secara
keseluruhan, hal ini akan mengganggu sistem reaksi enzimatik dalam metabolisme
lemak. Terganggunya sistem enzimatik akan berpengaruh juga dalam perkembangan
sistem saraf. Sebab, sel saraf sangat membutuhkan jenis asam lemak esensial
ini. Oleh karena itu kandungan lemak trans dalam produk pangan perlu
dipertimbangkan sebagai bagian dari informasi yang harus disampaikan kepada
konsumen melalui label kemasan.
Mengurangi kandungan lemak trans dalam
produk pangan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi reformulasi
hidrogenasi. Jika semula digunakan multiple basestock system dengan tiga kali
hidrogenasi, maka kini industri hanya menggunakan hidrogenasi tunggal.
Klasifikasi pangan yang mengandung lemak trans adalah sebagai berikut: lemak
trans rendah bila kandungannya kurang atau sama dengan 5%, dan zero-trans bila
kandungannya sangat sedikit (1-2%). Di Indonesia beberapa industri sudah mulai
menghindari proses hidrogenasi parsial yang dapat memunculkan lemak trans. Salah
satu caranya, pengolahan minyak goreng dari kelapa sawit (palm oil) atau minyak
kelapa (coconut oil) dilakukan dengan cara difraksinasi (dipecahkan atau
diturunkan) dengan suhu maupun penyaringan, sehingga dihasilkan produk-produk
bebas lemak trans.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar