Kandungan Gizi Pada Cumi |
Cumi-cumi kaya akan kandungan gizi
seperti protein, mineral, dan
macam-macam vitamin. Tinta cair yang dimilikinya, berguna untuk memerangi
tumor. Di Indonesia, cumi-cumi dikenal
dengan beberapa istilah, seperti enus, nus, sotong, atau sontong bunga. Cumi-cumi
merupakan salah satu jenis hewan laut yang banyak diminati masyarakat, terutama
penggemar seafood dan chinese food.
Cumi-cumi memiliki kandungan
proteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging cumi-cumi
memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang
belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung
semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam amino esensial
yang dominan adalah leusin, lisin, dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino
nonesensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat. Asam amino
tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu
sebabnya, secara alami cumi telah memiliki cita-rasa gurih, sehingga dalam pengolahannya
tak perlu ditambahkan penyedap (seperti monosodium glutamat = MSG).
Selain itu cumi-cumi juga mengandung
beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah yang sangat tinggi. Kadar
mineral yang terkandung pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun dalam satu
spesies yang sama. Mineral penting pada cumi-cumi diantaranya natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium,
dan selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka tulang,
sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa
tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang
baik, seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat,
serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).
Cumi–cumi juga mengandung TMAO (Trimetil
Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang tinggi ini memberikan rasa yang khas
terhadap daging cumi-cumi. Daging cumi-cumi juga banyak mengandung monoamino
nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis. Kandungan sulfur yang
cukup tinggi pada cumi–cumi juga menyebabkan cumi-cumi berbau amis ketika
mengalami perlakuan pemasakan seperti direbus.
Kadar lemak pada daging cumi relatif
rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan, masing-masing terdiri 1,9 g asam lemak jenuh;
2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal; serta 2,1 g asam lemak tidak jenuh ganda.
Termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda adalah omega 3 yang dapat
menurunkan kandungan kolesterol dalam darah. Akan tetapi konsumsi cumi-cumi
berlebihan harus dihindari karena kadar
kolesterolnya lumayan tinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan. Di dalam
kelompok ikan laut, kadar kolesterol pada cumi, udang, lobster, dan kepiting,
memang tergolong tinggi. Namun, kadar kolesterol pada produk perikanan tersebut
masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan kuning telur, hati, jeroan,
serta otak ternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar